Selasa, 27 Maret 2012

KEPEMIMPINAN
“Observasi TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten – Sidoarjo”
Dosen Pengajar : I.G.A Aju Nintya
Oleh :
Nina Ekawati (o98554218)
Yenta Cholilah (098554234)
Henny Irawati Zaenal (098554268)
Nur Alamiah (098554296)
Titin Hidayati M (098554327)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 PENDIDIKAN EKONOMI
PRODI ADMINISTRASI PERKANTORAN
2012

KATA PENGANTAR
          Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah KEPEMIMPINAN yang membahas
Penerapan Kepemimpinan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten – Sidoarjo”
            Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Surabaya, 27  Maret  2012
                                                                                                                                                                                                Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak di usia dini dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Khusus untuk di sekolah dapat dilakukan melalui mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Bila anak berusaha mengimplementasikan ilmu yang didapat di sekolah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, berarti sudah berupaya menumbuhkan jiwa kepemimpinan karena ia telah berusaha untuk sesuai dengan aturan yang telah dipelajari di sekolah. Contoh, melalui pelajaran sains anak mengetahui bahwa tubuhnya membutuhkan gizi yang seimbang. Ketika di rumah ia makan nasi dengan ayam dan sayur mayur, berarti ia sudah memenuhi aturan gizi seimbang untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Beberapa cara untuk menstimulasi jiwa pemimpin di usia sekolah:
1.      Jujur
Jujur adalah keberanian untuk mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kondisi sebenarnya. Sifat jujur awalnya ditumbuhkan dengan memberikan kepercayaan kepada anak, misalnya dalam mengelola waktu untuk bersekolah, belajar, bermain, melakukan hobi, dan beristirahat. Kejujuran juga ditumbuhkan dalam komitmen mengerjakan tugas dengan jerih payahnya sendiri serta kemampuan menahan godaan untuk tidak melanggar hak/milik orang lain.
2.      Integritas
Integritas adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diemban secara total atau penuh dedikasi.
3.      Adil
Sifat adil dapat ditumbuhkan dalam keseharian. Contoh, ketika diberi sekotak permen cokelat, sampaikan pesan agar seluruh penghuni rumah dibagi. Coba amati, apakah ia mampu membagikan permen yang didapat dengan adil? Untuk itu, jangan lupa mengecek kepada anggota keluarga yang lain, apakah seluruh penghuni rumah mendapat jumlah yang sama? Atau, ketika di sekolah, mintalah anak untuk mengoordinasi tugas bersih-bersih kelas. Coba amati, apakah ia mampu membagi tugas tersebut dengan merata pada teman-teman sekelasnya.
4.      Pemberani
Untuk menumbuhkan sifat pemberani, cobalah memberikan tantangan kepada anak. Contoh, bila ada kerabat atau kenalan tinggal di kompleks yang sama tapi beda blok, berikan kepercayaan kepada anak untuk mengantarkan sesuatu ke sana. Sampaikan bahwa benda tersebut dibutuhkan oleh si kerabat. Ini dapat menumbuhkan sifat pemberani karena memang dibutuhkan keberanian untuk melaksanakan tugas seperti itu. Cara lainnya adalah keberanian mengajukan pendapat atau keinginan. Berikan kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihannya sendiri. Mulailah dari hal sederhana, seperti memilih baju yang akan dipakai, menu makanannya, kado untuk temannya, toko buku mana yang dituju, bertanya kepada guru, mengutarakan pendapat kepada ayah-ibu, dan lain-lain.
5.      Pembelajar
Tumbuhkan rasa ingin tahu anak melalui kegiatan sehari-hari di mana saja. Umpama, ketika melewati kabel listrik yang membentang di tepi jalan, tanyakan mengapa burung yang bertengger di situ tidak terkena sengatan listrik. Tentu saja orangtua harus tahu jawabannya yang benar. Atau selagi bermain di taman, sampaikan fungsi daun bagi tanaman dan lingkungan. Sifat pembelajar sangat didukung oleh kegemaran membaca buku dan kemampuan berpikir kritis. Untuk era sekarang, manfaatkan media seperti televisi dan komputer yang menampilkan program hiburan bermuatan ilmu pengetahuan.
6.      Kerja Sama
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain sekaligus melakukan koordinasi tugas dengan teman satu tim merupakan salah satu bentuk kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik, tentunya akan menggunakan bahasa yang sopan dan tegas dalam menyampaikan perintah. Latihan bisa dilakukan bersama adik di rumah pada saat membereskan mainan yang dimainkan bersama. Di sekolah, anak bisa bergiliran menjadi pemimpin barisan atau pemimpin kelompok tugas.
Observasi yang kami lakukan di TK Aisyiah Bustanul Athfal 10 Kalijaten Sidoarjo ini salah satunya dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa sifat-sifat kepemimpinan yang mulai tumbuh pada anak-anak tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa arti dari kepemimpinan?
2.      Apa fungsi pemimpin dalam sebuah kelompok?
3.      Ada berapa tipe dan gaya kepemimpinan?
4.      Bagaimana kepemimpinan diterapkan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten Sidoarjo ?
C.    Tujuan
1.      Memahami arti dari kepemimpinan
2.      Memahami fungsi pemimpin dalam kelompok
3.      Mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan
4.      Mengetahui penerapan kepemimpinan dalam lingkungan TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten Sidoarjo
D.    Manfaat
1.      Manfaat Teoritis Berdasarkan pemilihan judul tentang “Kepemimpinan Kepala Sekolah di Taman Kanak-Kanak terhadap Efektivitas Kerja” ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala TK terhadap efektivitas kerja guru.
2.   Manfaat Praktis Menambah pengetahuan tentang pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja guru.
A.    Profil Sekolah
FOTO PROFIL
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 10
KALIJATEN

VISI                                                                                                                                       
  •  Lembaga pendidikan pra sekolah yang berakhlak, berkwalitas, alami & menyenangkan
MISI
  •   Menyiapkan generasi muslim yang berakhlakul karimah
  • Memberikan pendidikan yang menginyelgensikan nilai-nilai agama dan pengetahuan
  • Mengembangkan  potensi kreatifitas anak
  • Menciptakan suasana bermain sambil belajar secara serius nyaman dan santai
Profil Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten Sidoarjo

   
Nama                                       :  Ida Susyandari, S.Si
Tempat/ Tanggal Lahir              :  Sidoarjo, 10 Oktober 1972
Jabatan                                    :  Kepala Sekolah TK ABA 10 Kalijaten 
                                                            Sidoarjo
Masa kerja                               :  20 Tahun
Alamat                                      :  Jl. Kalijaten Gg V/18
Visi                                           
1.      Dapat melaksanakan tugas – tugas pada saat melaksanakan fungsi kepemimpinan
2.      Dapat melaksanakan tugas dalam mencapai hasil kerja yang tercermin dalam komitmen diri sebagai refleksi dari kompetensi
3.      Hasil dari pekerjaan yang tercermin dalam perubahan kinerja sekolah yang dipimpin
Misi                                        
                        Dapat melaksanakan visi misi sekolah


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pemimpin” (dalam bahasa inggris lead) yang berarti tuntun. Berarti, di dalamnya ada dua pihak, yaitu yang dipimpin (anggota organisasi) dan yang memimpin (pimpinan). Pemimpin (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi, sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Kata kepemimpinan (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan untuk mencapai tujuan bersama.
A.   Fungsi Pemimpin Dalam Kelompok
Dalam adanya kekuatan saling mempengaruhi di antara semua anggota kelompok dan pemimpinnya, maka timbulah dinamika kelompok dalam wujud bermacam-macam usaha dan tingkah laku yang kompleks. Dalam kekomplekan tingkah laku ini, jelas diperlukan pemimpin dan dan kepemimpinan. Tugas seorang pemimpin dalam kelompok ialah :
1.      Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi yang lancar, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas
2.      Menyesuaikan ideologi, ide, pikiran, dan ambisi anggota-anggota kelompok dengan pola keinginan pemimpin
3.      Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi penuh
4.      Memanfaatkan dan mengoptimalkan kemampuan, bakat, dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan berprestasi.
5.      Menegakkan peraturan, larangan, disiplin, dan norma-norma kelompok agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisis konflik dan perbedaan-perbedaan
6.      Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan-tujuan kelompok sambil menentukan sarana dan cara-cara operasional guna mencapainya.
7.      Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas.
A.    Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tipe dan gaya kepemimpinan seseorang, antara lain sifat pribadi orang tersebut. Sederhananya seseorang menjadi pemimpin bisa jadi karena sudah ditakdirkan jadi pemimpin dan ada yang karena memang dipersiapkan sedemikian rupa.
Akan tetapi, tidak cukup hanya dengan kelahiran dan pembentukan saja seseorang dinilai memiliki tipe dan gaya kepemimpinan tertentu. Selain faktor sifat pribadi, faktor lain yang dapat mempengaruhi tipe dan gaya kepemimpinan seseorang ialah karakter orang-orang yang dipimpin, sifat pribadi sesama pemimpin di dalam organisasi tersebut, struktur dan budaya organisasi, tujuan organisasi, pengalaman menjalankan berbagai organisasi, adat istiadat atau kebiasaan di dalam organisasi, lokasi organisasi berada, teknologi, kecakapan orang-orang yang ada di dalam organisasi, lingkungan dan zaman yang sedang berlangsung, dan masih banyak faktor yang lainnya lagi. Ada beberapa tipe dan gaya kepemimpinan pada umumnya, yaitu :
1.      Tipe dan Gaya Otokratik (Autokratik)
Tipe pemimpin ini adalah yang paling klasik. Pemimpin model ini berusaha menggapai sebesar mungkin kekuasaan dan pengambilan keputusan. Tipe pemimpin ini tidak pernah berkonsultasi terhadap bawahan dan tidak memperbolehkan bawahan memberi masukan.
Suatu hal yang sudah pasti ada pada pemimpin yang otokratik adalah tidak percaya pada rakyat atau bawahan. Pemimpin seperti ini selalu menanamkan rasa curuga berlebihan terhadap setiap orang, termasuk orang dekat di sekitarnya. Bisa dibilang, pemimpin otokratik tidak memiliki orang yang ia percaya penuh. Dia hanya percaya pada idrinya sendiri, yang merupakan sumber kebenaran dan “hukum positif yang perlu ditaati. Pemimpin seperti ini sulit menerima masukan dari rakyat atau karyawan. Baginya, kebenaran hanyalah apa yang ia pikirkan. Idenyalah yang paling benar, meski tenyata salah.
Namun begitu, para pakar manajemen dan teori kepemimpinan mengakui bahwa model kepemimpinan otokratik tidaklah sepenuhnya buruk. Terkadang tipe ini terbilang efektif dalam kondisi tertentu.
Tipe kepemimpinan otokratik akan efektif pada situasi :
a)      Menghadapi karyawan yang belum terlatih, yang tidak mengetahui apa-apa yang menjadi tugas dan prosedur yang mesti diikuti
b)      Supervise yang efektif dapat diberikan hanya melalui perintah dan instruksi yang detail
c)      Ada keterbatasan waktu untuk mengambil keputusan
d)     Ketika kekuasaan pimpinan (manajer) sedang ditantang oleh para bawahan
e)      Manakala di wilayah yang miskin sentuhan manajemen yang rapi
f)       Pekerjaan butuh koordinasi dengan departemen atau organisasi lain
Tipe kepemimpinan ini janganlah dipakai ketika :
a)      Bawahan atau karyawan menjadi semakin tertekan, ketakutan atau tidak rasional
b)      Bawahan atau karyawan mengharapkan pendapat mereka didengar
c)      Para karyawan yang semakin bergantung kepada atasan dalam menentukan pengambilan keputusan mereka
d)     Ketika moral dari rakyat atau karyawan begitu lemah, banyak karyawan yang tidak masuk, abstain, dan banyak pekerjaan tak tuntas digarap
2.      Tipe dan Gaya Birokratik (Bureokratic)
Tipe kepemimpinan birokratik sangat kental dengan nuansa formal berlandaskan aturan main. Menurut sejumlah pakar manajemen, tipe pemimpin yang birokratik adalah model pimpinan “by the book” atau semua merujuk pada aturan main (kebijakan) baku.
Model seperti ini lebih tepat dikatakan sebagai “police officer” (petugas pelaksana lapangan ketimbang sebagai seorang pemimpin. Tipe birokratik ini cenderung memberi penekanan pada aturan baku.
Model kepemimpinan birokratik akan efektif dalam situasi :
a)      Karyawan atau bawahan menjalankan tugas rutin setiap hari
b)      Karyawan atau bawahan perlu memahami prosedur standar tertentu
c)      Karyawan atau bawahan bekerja dengan peralatan berbahaya yang membutuhkan seperangkat regulasi berupa prosedur standar operasional
d)     Pelatihan keamanan atau keselamatan yang sedang diberlakukan
e)      Karyawan atau bawahan sedang menjalankan tugas yang membutuhkan pengelolaan dana tunai
Model tipe kepemimpinan birokratik menjadi kurang efektif ketika menghadapi masalah :
a)      Bentuk kebiasaan kerja yang sulit sekali diubah, khususnya biala sudah tidak diperlukan lagi
b)      Karyawan atau bawahan yang sudah kehilangan minat terhadap pekerjaan yang dilakukan dan terhadap rekan sekerja
c)      Para karyawan dan pekerja melakukan tugas sebatas apa yang diharapkan dan tidak pernah berbuat lebih dari itu.
3.      Tipe dan Gaya Demokratik (Democratik)
Tipe pemimpin demokratis disebut juga tipe partisipatif. Pemimpin model ini kerap memberi semangat kepada karyawan dan bawahannya. Mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari system dan ikut pula dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin demokratis dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang bagus untuk jangka waktu yang cukup panjang. Karyawan dan bawahan biasanya menaruh rasa hormat tinggi terhadap pimpinan mereka. Para pakar manajemen dan kepemimpinana menilai model demokratik ini sangat cocok bila diterapkan pada kondisi :
a)      Mengembangkan rencana guna membantu para karyawan atau bawahan melakukan evaluasi terhadap kinerja mereka sendiri
b)      Pemimpin mmengizinkan karyawan atau bawahan untuk menetapkan sasaran yang ingin dicapai
c)      Mendorong semangat karyawan untuk bertumbuh dalam pekerjaan termasuk mempromosikan ke jenjang yang lebih tinggi
d)     Lebih menekankan pada kesadaran atau semangat untuk mencapai prestassi
e)      Para pemimpin ingin agar karyawan tetap mendapat informasi terhadap suatu masalah yang mempengaruhi mereka
f)       Pemimpin menginginkan para karyawan dan bawahannya agar berbagi dalam mengambil keputusan dan kewajiban mengatasi masalah
g)      Pemimpin ingin menyediakan peluang bagi karyawan dan bawahan untuk mengambil “high sense of personal growth” dan kepuasan terhadap pekerjaan
h)      Ketika ada masalah yang kompleks dan membutuhkan begitu banyak input sebelum mengatasi masalah
i)        Perubahan mesti diambil atau persoalan diselesaikan yang mempengaruhi karyawan atau bawahan
j)        Ingin mendorong kerja sama dan partisipasi kelompok
Model kepemimpinan demokratik ini tidak akan sukses ketika dipkai terhadap orang dengan keahlian tinggi, atau pegawai yang sudah berpengalaman, atau ketika menerapkan perubahan system, atau sedang mengatasi persoalan individu atau kelompok. Model kepemimpinan demokratik tidak cocok dan efektif bila dipakai pada :
a)      Ketika tidak ada waktu untuk menjaring semua masukan dari karyawan
b)      Akan jaul lebih mudah dan efektif bagi pimpinan untuk mengambil putusan
c)      Ketika bisnis tidak bisa menerima kesalahan
d)     Ketika pimpinan sendiri merasa tertekan atau terancam dengan model kepemimpinan seperti ini
e)      Keselamatan karyawan atau bawahan adalah kepedulian yang kritis
4.      Tipe dan Gaya Liberal (Leisses-faire)
Tipe pemimpin liberal (laissez-faire) adalah tipe pemimpin yang dikenal ddengan gaya yang hands-of, “lepas” atau “cuci tangan”. Pemimpin seperti ini akan minim sekali atau bahkan tidak pernah memberi arahan terkait tentang tugas yang harus dikerjakan oleh karyawan atau bawahannya. Biasanya, pemimpin bergaya laissez-faire adalah tipe yang memberi kebebasan serta kekuasaan kepada bawahan atau karyawan.
Para pakar manajemen dan kepemimpinan bahwa model seperti ini terbilang efektif menghadapi situasi :
a)      karyawan atau bawahan yang memiliki keahlian, pengalaman, dan pendidikan tinggi
b)      karyawan memiliki rasa bangga dengan pekerjaan mereka dan setiap motivasi menjalankan tugas adalah untuk kepentingan sang karyawan
c)      selain pakar, terkadang staf khusus dan konsultan dipakai
d)     karyawan memiliki rasa percaya diri dan dapat dipercaya serta berpengalaman.
Namun, pakar manajemen dan kepemimpinan menyarankan agar model pemimpin seperti ini tidak dipakai dalam situasi :
a)      para karyawan atau bawahan mereka kurang aman dan nyaman ketika tidak ada pimpinan ketika mesti mengambil keputusan
b)      para manajer tidak dapat merespon atau memberi tanggapan balik agar  karyawan atau bawahan mengetahui bahwa mereka telah bekerja denga baik
c)      pimpinan tidak dapat menyampaikan rasa terima kasih kepada karyawan atau bawahan atas kerja baik mereka
d)     pimpinan tidak memahami akan tugas serta tanggung jawabnya dan berharap para karyawan atau bawahanlah yang akan menutupnya bagi mereka.

B.     Analisis Kreatif Pemimpin Masa Kini
Seorang pemimpin dituntut untuk mampu bertindak adil dan berlaku baik. Dia dituntut agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dia juga harus berwawasan luas serta dapat bertindak cerdas ketika dia dihadapkan pada kondisi sulit sekalipun, artinya dia harus memiliki tingkat kreativitas yang tinggi serta kreativitasnya itu dapat menciptakan kemudahan bagi aplikasi hidup manusia.
Seorang pemimpin harus dapat menganalisis secara kreatif, apakah kreatifitasnya tersebut sudah dapat diterima orang secara awam atau belum. Selain itu apakah telah memiliki target yang ingin dicapainya, dia harus mampu mengamati setiap perkembangan kreativitasnya dan apakah keberadaannya telah membawa manfaat bagi orang-orang yang menggunakannya.

C.    Fungsi Kepemimpinan  
Fungsi kepemimpinan yang paling esensial adalah :
a)      Pemimpin sebagai penentu arah
Pemimpin haruslah apa yang ingin dia atau organisasi capai. Selanjutnya, menentukan langkah-langkah dan secara konstan melakuan evaluasi atas tindakan dan pencapaian untuk mencapai tujuan.
b)      Wakil dan juru bicara organisasi
Seorang pemimpin dikatakan sebagai wakil dan juru bicara organisasi karena, pertama, dialah yang memiliki otoritas atas organisasi tersebut. Kedua, pimpinan adalah orang yang dianggap paling mengetahui kondisi organisasi. Ketiga, pimpinan adalah orang yang paling kompeten dalam membicarakan masa depan atau kepentingan organisasi yang dipimpinnya.
c)      Sebagai motivator
Pemimpin sebagai motivasi artinya setiap pemimpin harus memiliki kemamuan untuk meemotivasi bawahan atau pengikutnya.
d)     Sebagai komunikator
Denagan adanya pemeimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik maka tujuan organisasi yang telah ditetapkan bisa tercapai, dimengerti, serta disokong penuh oleh public yang menjadi pemangku kepentingan
e)      Sebagai mediator
Pemimpin sebagai mediator artinya pemimpin harus mampu menjadi pengurai jika terjadi perselisihan didalam sebuah organisasi

f)       Sebagai integrator
Kemampuan untuk mengintegrasikan semua fungsi, tugas, orang, dan hal-hal lain secara total ke tujuan yang sudah di tetapkan
g)      Sebagai pemimpin perubahan
Sebagai pemimpin yang baik akan selalu memiliki suatu rencana perubahan organisasi yang dipimpinnya, yang di dalamnya juga harus mempertimbangkan berbagai factor perubahan lingkungan eksternal yang terjadi.

D.    Kepemimpinan Seperti Apa yang Harus Dimiliki Pemimpin
Untuk mendukung efektivitas maka idealnya setiap pemimpin memiliki tanggung jawab, antara lain meliputi :
1)      Mampu menunjukkan caranya dan menentukan tujuan serta arah organisasi
2)      Mampu terus berada di depan dalam suatu hubungan spiritual dengan semua anggota organisasi
3)      Mampu membimbing orang melalui metode-metode dan arahan-arahan
4)      Mampu mendorong kemajuan dan menetapkan pergerakan orang-orang dan aktivitas-aktivitas untuk kemajuan
5)      Bersikap tegas dan mempertahankan secara konstan aliran dan pertumbuhan
6)      Memiliki kelembutan walau dibawah tekanan
7)      Mampu menciptakan jalan melalui nilai-nilai pemimpin dan visinya
8)      Mampu mengontrol tindakan-tindakan orang dan organisasi
9)      Mampu mengarahkan dan mempertahankan prestasi
10)  Mampu menggunakan komando dan menggunakan otoritasnya dalam konteks kepemimpinan efektif
11)  Mampu meningkatkan moral orang-orang dan organisasi
12)  Menjadi yang pertama dan lebih penting
13)  Mampu memimpin tim dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi tanggung jawabnya
14)  Mampu memulai dan menetapkan untuk memberi stimulus dan menggerakkan.

Pemimpin yang baik adalah yang mendapat tanggapan positif dari orang-orang untuk menghasilkan pekerjaan yang baik.

E.     Hasil Observasi
Kepala sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten Sidoarjo melakukan kegiatan – kegiatan yang mendukung dan mengembangkan organisasi yang dipimpinnya melalui kegiatan yang melibatkan seluruh elemen yang ada, baik guru maupun peserta didik.
Untuk peserta didik antara lain, mengadakan kegiatan diluar sekolah seperti lomba drumband, mengikuti lomba (Hari Anak Nasional), banyak hal positif dan juga negatif yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut, dari segi positifnya dengan mengikuti kegiatan dapat meningkatkan kedisiplinan bagi siswa  untuk meningkatkan kedisipinan dan kreatifitas siswa.
Namun ada sisi negatifnya, yakni wali murid melakukan beberapa protes, salah satunya adalah wali murid merasa kasihan dan keberatan jika banyak kegiatan yang diikuti oleh anaknya, karena hal ini dapat membuat anaknya menjadi capek dan lelah, yang dapat menganggu kesehatan siswanya dan menganggu aktivitas belajarnya.
Untuk guru dilakukan berbagai kegiatan yang akan mendukung dalam proses dia melakukan proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut antara lain :
1.      Internal
Dalam masing – masing pribadi seorang guru ditanamkan
a)      Guru diharapkan dalam mengajar tidak boleh membawa masalah keluarga atau pribadi.
b)      Sesama guru dilarang iri dengki
c)      Saling memotivasi antar guru agar dapat lebih maju.
2.      Eksternal
TK Aisyiyah Bustanul Athfal mempunyai strategi untuk mengembangkan softskill tenaga pendidiknya yaitu dengan cara mengikut sertakan dalam:
a)      Seminar
b)      Workshorp
c)      Diklat
d)     Study banding
Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan diatas diwajibkan untuk semua guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kalijaten, baik untuk guru yang baru maupun guru yang lama. Diharapkan dengan kegiatan ini para guru menambah skill dalam metode mengajar dan dapat menciptakan Alat Peraga yang menarik agar siswa mudah memahami materi yang telah disampaikan. Pada TK guru tidak harus menerangkan secara detail atau teoritis karena peserta didik untuk anak – anak TK hanya inginnya bermain.
Dengan mengikutinya pelatihan atau Workshop dan pengembangan lainnya guru dapat mensiasati system pengajarannya dengan cara bermain sambil belajar agar siswa pada tingkatan TK dapat lebih memahami.
Selain menfasilitasi guru agar kinerjanya semakin meningkat dan maksimal. Kepala sekolah melakukan metode penilaian kinerja terhadap guru – guru yang bersangkutan. Penilaian tersebut dapat pula menjadi acuan Dalam penilaian untuk pengangkatan tenaga pendidik di lembaga termasuk pada TK Aisyiyah. Adapun sistem penilaian yang dilakukan kepala sekolah.
Sistem penilaian kinerja pada tenaga pendidik yaitu dengan cara :
a.       Melihat perkembangan motorik anak
Disini guru bisa dikatakan sukses dalam mengajar apabila siswa yang pendiam dalam bidang motorik. Akhirnya siswa mau untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Contoh : siswa tidak mau bermain simpai dengan temannya, bagaimana guru atau wali kelas mengajak siswa pendiam tersebut untuk mengikuti permainan tersebut.
b.      Guru dapat mengkondisikan kelas
Dalam mengkondisikan kelas pada tingkatan TK lebih sulit dibandingkan tingkatan SD, SMP, atau SMA. Guru dinilai pada masa training dapat membawa suasana kelas nyaman sehingga siswa tidak jenuh di dalam kelas dan mau mengkuti pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
c.       Mampu mengoptimalkan kemampuan anak didiknya
d.      Guru bertanggung jawab terhadap materi yang akan disampaikan untuk hari berikutnya.
Untuk mengakomodasi kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai oleh TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10 Kalijaten Sidoarjo dalam sistem perekrutan Sumber Daya Manusianya mengadaptasi dari organisasi yang menaunginya yaitu Muhammadiyah. Proses perekrutan tersebut dilaksanakan secara internal.
Proses internal sendiri yaitu calon tenaga pendidik harus mengutamakan dari warga Muhammadiyah sendiri. Selain itu juga diharuskan aktif di dalam segala kegiatan baik dari Ortom maupun Muhammadiyah sendiri.
Alasan mengapa digunakan perekrutan tenaga pendidik secara internal dikhawatirkan tenaga pendidik dari luar Muhammadiyah kurang dapat memahami budaya organisasi di Muhammadiayah. Karena semua lembaga yang didirikan oleh Muhammadiyah adalah Bentuk Amal Usaha di Muhammadiyah untuk mengembangkan kader penerus.
Adapun yang belum diketahui oleh masyarakat bahwa di lembaga Muhammadiyah bukan tempat untuk mencari nafkah melainkan untuk dakwah dan mengembangkan nama Muhammadiyah. Motto di Muhammadiyah “Jangan Engkau Mencari Kehidupan Di Muhammadiyah, tapi Hidup-Hidupilah Muhammadiyah”.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi tenaga pendidik sebagai berikut :
1.      Lulusan minimal S1 Pendidikan PAUD
2.      Beragama Islam
3.      Disiplin, Mandiri, Amanah
4.      Jujur, Ulet, Tanggung Jawab
5.      Menyukai anak kecil
6.      Lebih diutamakan guru yang berkarakter
Adapun proses seleksi untuk menjadi tenaga pendidik yaitu dengan cara :
1.      Tes Pengetahuan tentang Islam, Muhammadiyah dan mengaji Al-Qur’an
2.      Tes Kepribadian
3.      Tes Psikologi
Apabila para calon pendidik meskipun dari kalangan warga Muhammadiyah sendiri akan tetapi dari salah satu proses seleksi tidak lulus, juga tidak akan jadi tenaga pendidik di Lembaga Muhammadiyah terutama di TK Aisyiyah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sistem kepemimpinan yang diterapkan oleh kepsek TK tersebut adalah Tipe dan Gaya Demokratik (Democratik).

LAMPIRAN
IMG_0583IMG_2863Berbagai Kegiatan Yang Diadakan di TK Aisyiah Bustanul Athfal 10 Kalijaten


Dalam kepemimpinannya, kepala sekolah TK Aisyiyah mengadakan beberapa kegiatan untuk memajukan dan mengembangkan kualitas sekolah dengan cara mengadakan berbagai kegiatan untuk mengasah kemampuan dan kreatifitas peserta didik, misalnya mengadakan kegiatan drumband, mengikuti lomba-lomba, mengadakan kegiatan luar sekolah misalnya saja out bond, kunjungan dan kegiatan sejenisnya.
Semua kegiatan-kegiatan yang diadakan tersebut tidak keseluruhan mendapat tanggapan baik terutama dari para wali murid. Banyak  hal positif dan juga negatif yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut. Sisi positifnya kegiatan-kegiaatan tersebut dapat melatih kedisiplinan siswa, kemampuan siswa, kecerdasan, dll. Sisi negatifnya ada beberapa wali murid yang protes dengan kegiatan-kegiatan tersebut, karena merasa bahwa kegiatan tersebut membuat anak-anak capek, buang-buang waktu bermainnya dengan bebas dan sebagainya.
Selain kegiatan luar sekolah juga ada berbagai macam kegiatan didalam sekolah, misalnya saja kegiatan proses belajar mengajar, permainan di sekolah, makan bersama, dan masih banyak kegiatan yang lainnya.

Gambar Lingkungan dan Berbagai Macam Kegiatan di Sekolah :















DAFTAR PUSTAKA
Numberi, Freddy, 2010. Kepemimpinan Sepanjang Zaman. PT.Bhuana Ilmu Populer : Jakarta.
Rivai, Veithzal, 2004. Kiat Memimpin Dalam Abad ke-21. Murai Kencana : Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar